Berseminya Titik Cinta

Tetapkan hatiku pada satu hati yang bermuara kepadaMu ya Rabb..
Sampaikan titik kesabaran di sendi-sendi hati yang diuji..
Cinta terkadang bersuara riuh rendah bergemuruh..
Menyelimuti hari-hari yang kian silih berganti..

Menyibak mesra disetiap kanvas alam tanpa tepi..
Menyeru indah disetiap momen hidup tanpa batas..
Memanggil lembut disetiap gelombang dengan irama resonansi nyata..

Tidak semua orang berjaya melewati kenangan lalu yang membunuh masa..
Tapi aku telah melewatinya bukan?

Saat hanya aku sendiri dari mereka yang masih berjuang memintanya padaMu,
Engkau masih menutupi nama empunya tulang rusuk ini..

Tapi kini Engkau mulai menyuruhku memecahkan teka-teki takdir ini..

CintaMu pun datang mendekap diri mengubah kesedihan menjadi keikhlasan dan kesabaran..
Gejolak rasa ini berevolusi tuk berdamai dengan hati..

Ledakan-ledakan lembut itu kurasakan disetiap segmen yang Kau berikan..
Malu-malu tapi mau..
Meronta hati ketika pertama kali melihatmu pada hari jumat barokah itu..
Keringat mengalir deras..
Telapak tangan yang membeku..
Kuhilangkan kekeluan lidahku dg latihan bicara sebelum kau datang..
Saat kau datang, jantungku berdetak lebih kencang seperti genderang mau perang..
Ntahlah..
Tetiba suasana saat itu mulai begitu menakutkan..
kukencangkan dzikir dan istighfar tuk menenangkan..
Lama kelamaan mulai merasakan kenyamanan dan ketenangan..
Begitupun hati ingin melihat wajahmu,
Tapi aku tak berani memandangmu walaupun jarak kita masih dalam satu ruangan..
Tangan yang kaku, kugerakan dg mengulung-gulung ujung jelbab..
Kaki yang kaku, sebentar-bentar aku gerakan kedepan dan kebelakang..
Malu! begitulah rontaan hati ini..
Ketika sesi pertanyaan, kuberanikan melihatmu dengan ujung mata..
Hanya dengan ujung mata dan selama pertemuan itu hanya 2 kali saja..
Begini ya rasanya? Iya, sungguh inilah nikmat dari Rabbku..

Hatiku berkata "semoga ini yang pertama dan yang terakhir..
Ridhoi pertemuan Kami, ya Rabb.."

Cuplikan kata yang kau ucapkan didepan orang-orang yang kita percaya saat itu terekam indah dihatiku..
Berharap ada ujung kesudahan yang memberikan titik terang dari hujan yang mereda..

*Terinspirasi dari kisah nyata seseorang senior yang telah melakukan ta'aruf..

Bagansiapiapi, 2 Maret 2015