Agar Tak Ditanya Lagi, "Kapan Nikah?"
Posted by Delia Putri Kesuma
Posted on 18.44
with No comments
Cerita lebaran dan. ucapan selammat lebaran yang bertebaran di socmed sekarang aneh2, nyerempet2 pernikahan. Saya turut 'prihatin'. Tapi lucu juga sih.
Nah, agar lebaran tahun depan insyaallah tak ditanya lagi "kapan nikah?", atau agar ucapan selamat Id terasa lebih afdhol karena nama si pengirim sudah lengkap dengan nama pendampingny, tak lagi berbunyi (contoh).. "Herlan dan ..." , "Herlan yang masih sendiri", "Herlan yang belum dan ingin berkeluarga", "Herlan dan calon istri" de el el.. (Terkadang para lajanger itu jadi kreatif alias kere aktif) haha.
Ini saran saja, sekali lagi hanya saran. Buah pengalaman dan diskusi ngobrol ngalor ngidul dgn teman2 tentang proses pernikahan.
Kalau akang teteh, mas bro, mba sis sungguh2 ingin merubah status di lebaran tahun depan, boleh dicoba langkah2nya. Yang ini :
Pertama, niatkan yg tulus nikah itu bukan sekedar merubah status. Ini urusan dunia akhirat jadi niatnya harus lurus.
Kedua, dari sekarang2 bicara baik2 sama ortu. Bilang aja blak2an bahwa kita ingin dan siap berkeluarga. Pasang status disocmed ingin berkeluarga sangat berani, masa bilang sama ortu sendiri ga berani.
Ketiga, bikin biodata diri. Ini penting nih. Bisa jadi media perantara untuk mengenalkan jati diri. Gampang kok bikin CV untuk nikah itu sama kaya bikin CV u lamaran kerja. Cuma, sedikit ada variasi tambahin dikit harapan dan kriteria pendamping. Di Kriteria ini boleh mencantumkan yang ideal dan semau kita, misal sholeh/ah, cantik/ tampan, Dokter, Relawan/wati, hafidz/ah, de el el, tapi lebih ideal lagi mengukur diri dulu sebelum pasang kriteria tinggi. Saran saya sih yang pas-pasan aja, pas di mata pas di hati.
*itu kok ada kriteria Relawan ? Hehe. Katanya sih, Relawan itu tetap semangat bahagiakan ummat, ummat saja dibahagiakan, apalagi kamu. Iya kamu.
O iya, siapkan foto diri. Yang asli jangan editan sotosop. Terus, kalo masih kuliah dan belum kerja, ya tulis aja masih kuliah dan belum kerja. Kalo sudah kerja atau punya usaha lebih mantap lagi lengkapi dg nominal penghasilan berapa pun nilainya.
Intinya sih, sampaikan dan tampil apa adanya dan adanya apa. Percayalah yang mau menerima kita apa adanya itulah calon pendamping terISTRImewa yang selama ini kita damba2.
Keempat, untuk menunjukkan bahwa kita serius, berikan biodata itu ke ortu kita, sambil bilang "Pa, mah, abi, ummi, ini biodata saya, tolong carikan pasangan jiwa yang terbaik untuk saya."
Kalo ternyata kita sudah punya inceran alias bidikan sang calon, tinggal bilang aja, "pa mah, abi, ummi, ini biodata saya, mohon berkenan memproseskan saya dengannya, saya tertarik dengannya, semoga saja dia tertarik kepada saya. Aamiin"
Ortu mana yg tidak tersentuh dengan cara dan I'tikad baik kita. Percayalah berjuta do'a restu dari ortu akan menyertai perjuangan. Bahkan tidak menutup kemungkinan segepok uang miliaran disiapkan ortu u/ mensubsidi mahar atau akad resepsi pernikahan kita. Haha. Tapi ingat kembali niat, kita menikah bukan untuk malak orangtua.
Kelima, sambil menunggu progress dari ortu, terus siapkan diri mantap2. lebih semangat lagi kelarin kuliahnya, lebih jozz lagi berkarya dan cari maisyahnya. Lebih khusyu lagi panjatkan do'a-doanya.
Keenam, selalu siapkan dua kalimat hebat jika sewaktu2 ortu kasih progress ke kita. Kalo progressnya positif, lapadzkanlah kalimat Tahmid. Kalo progressnya masih kandas alias "anda belum beruntung" lapadzkanlah kalimat Takbir. Tetaplah berpikir positif karena sebenarnya mencari jodoh itu bukan untung2an, bahkan tidak mengenal kata rugi. Jadi kalo prosesnya belum ada titik temu, sesungguhnya kita sudah beruntung karena tidak jadi mendapatkan yg memang bukan terbaik bagi kita.
Ketujuh, teruslah memperbaiki dan memperkaya diri dengan ilmu. Mendampingi istri/suami dan kelak menghadapi anak2 itu perlu ilmu. Ah yang ketujuh ini baik yang lajanger maupun yang sudah pasanger tidak boleh berhenti memperbaiki diri dan mencari ilmu. Ilmu akan menjaga hati dan diri.
Kedelapan, jika progress dr ortu belum juga ada titik temu, cobalah ajak ortu u silaturrahim dg sosok yang kita kenal dan kita percaya kebaikannya. Guru2 kita, ustadz2 kita, sahabat2 kita untuk membuka pintu rizki dr arah yang tidak kita sangka2.
Kesembilan, bersabar, bersabar, bersabar. Percayalah sabar itu bukan hanya indah PADA waktunya, tapi indah di SETIAP waktunya.
Kesepuluh, jika sudah ada yg bersedia melakukan ta'aruf dgn kita, proses berlanjut ke tukeran biodata. Inilah salah satu tahapan ta'aruf atau saling kenal mengenal. Nah.. Disini kita bisa mengenal siapa calon pendamping hidup kita. Baca cermati baik2 isi biodata. Kalau merasa sudah ada kecocokan hati, ga usah nunggu lama2, segera sampaikan ke ortu. "Aku siap melanjutkan prosesnya". Kalau hati masih meng-galau, cobalah lakukan istikharah cinta. Minta petunjuk dari-Nya.
Disini, kita juga boleh kok menghentikan prosesnya, karena merasa belum pas. Sampaikan saja apa adanya kepada ortu, tentu saja dengan pemilihan kata yang baik bahwa kita belum merasa cocok dengannya. Itu adalah hak kita.
Hanya saja, jika terus2an merasa tidak cocok, ada kemungkinan lebaran tahun depan masih ada yang akan bertanya "kapan Nikah?"
Tapi sekali lagi, itu hak kita untuk mendapatkan pendamping terbaik.
Nah, bagaimana kalo sudah merasa pas, segera bilang ke ortu "Yah, kapan kita ke rumahnya?" atau "Yah, kapan dia ke rumahku?" #mesem2 sendiri
Lanjut kesebelas. Proses ta'aruf berlanjut untuk saling kenal mengenal lebih dalam. Dua keluarga bertemu. Biasanya pihak lelaki yang datang bertamu. Yang lelaki boleh datang sendiri, ditemani ortu atau bisa juga wali. Disini kita bisa mengenal siapa ayah Ibunya, bagaimana keluarganya, dll.
Kalo kita sejak awal sudah mengenalnya, bisa jadi karena dia teman sekampus, seorganisasi, sekampung, de el el, ya tak apa, tinggal meyakinkan diri dan penerimaan keluarga masing2 saja.
Setelah tahapan ini, Kemungkinannya diteruskan atau habis sudah sampai disini.
Kedua belas, jika gayung masih bersambut, disepakatilah untuk melanjutkan ke tahap khitbah (lamaran). Tahapan ini sudah semakin dekat dengan pelaminan. Kedua keluarga kembali bertemu. Dlm proses ini bahkan dibolehkan untuk saling melihat/memandang wajah calon pendamping hidupnya. Ah, Subhanallah indahnya.
Di proses ini boleh juga langsung disepakati YA / TIDAK untuk proses selanjutnya. Bahkan hingga menentukan hari-tanggal akad nikah dan resepsi walimah.
Atau masing2 keluarga biasanya meminta waktu untuk mempertimbangkan lagi.
Hingga akhirnya.. Kepastian diputuskan. Apa pun keputusannya, diterima atau ditolak itu mah biasa. Diterima Alhamdulillah sujud syukur. Ditolak AllahuAkbar sambil benerin ikat kepala kencang2. Harapan itu selalu ada.
Seseorang pernah bercerita, dia hanya diminta bersabar sekali. Nggak nyampe 3 kali. Yang ada malah jadi bersyukur berkali-kali. Dia harus bersabar karena pernah ditolak sekali. Proses pertamanya bertepuk sebelah tangan. Tapi proses selanjutnya ada yg bersedia menyambut dgn tangan terbuka. Tangan yang kelak jika disentuh bernilai ibadah. Tangan itu adalah tangan istrinya kini.
Ok, keduabelas. Bagi yang ditolak ataupun menolak, selamat melanjutkan pencarian. Mencari teman sejati itu gampang2 MUDAH.
Bagi yang saling menerima
permudah dan sederhanakanlah prosesnya. Mulai mempersiapkan segala sesuatunya.
Persiapkan maharnya, urus surat2 dan administrasinya. Sebaik2 istri adalah yg ringan maharnya. Sebaik2 suami adalah yg besar memberi maharnya.
Tetap menjaga hati dan diri karena khitbah belumlah apa-apa. Masih haram dan belum sah. Hati2lah ditahap ini daya tarik menarik sudah semakin kuat, bahkan rasa rindu sudah sangat menggebu2. Jadi saran saya adalah SEGERAkanlah akad nikah.
Ada pilihan yg bisa disesuaikan dgn keadaan, yaitu..ini yang ideal dan lebih utama, akad dan resepsi di satu hari.
Atau, akad dulu, resepsi walimah di lain hari. Ini juga boleh.
Kita boleh saja memilih tempat akad di masjid raya atau cukup di masjid terdekat. Boleh resepsi di gedung mewah atau cukup di rumah. Itu mah soal selera dan kemampuan masing2 saja.
Ketiga belas, inilah saatnya dua insan menyatu, menyatakan mitsaqan ghalidza dipandu penghulu, dihadiri para saksi. Diamini saudara-saudari. SAH. Maka setelah ini yang haram menjadi halal. Menyentuhnya, memandangnya, semuanya bernilai ibadah.
Insyaallah lebaran tahun depan ga ditanya lagi "kapan nikah?" Tapi bagi lelaki bisa jadi pertanyaan yang muncul adalah "kapan nikah lagi?".
Sepertinya cukup sampai ketiga belas saja. Selanjutnya terserah masing2 saja. Saya tidak mau ikut campur urusan rumah tangga orang. Haha. O ya, pesan saya, jika lebaran tahun status kita sudah berubah, saya ucapkan selamat. Mohon dengan sangat jangan tanya "Kapan Nikah" kepada teman kita yang belum menikah. Karena kasianlah.. Katanya sih sakit rasanya. Dan sakitnya itu disini..
#sambil nunjuk dadanya sendiri...
(By Herlan, FT UGM 2009)
*Tambahkan gambar kyknya lebih manteeep yak..*
Suatu hati nanti, semoga keinginan yg direncanakan itu terwujud.. Aamiiin ya Rabb..
Written by : Your Name - Describe about you
Lorem ipsum dolor
sit amet, consectetur adipiscing elit. Takjil On The Road. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.
Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::
0 komentar:
Posting Komentar